Senin, 30 Mei 2011

HAKIKAT MENYIMAK

Mendengar, mendengarkan, dan menyimak adalah tiga istlah berbeda. Mendengar adalah menerima bunyi tanpa disengaja, tiba-tiba dan tidak dipahami maknyanya. Dalam mendengarkan sudah ada faktor kesengajaan, ada perhatian, tetapi belum ada pemahaman. Sedangkan menyimak berarti kegiatan mendengar dan memahami pesan berupa bunyi yang diterima telinga.
Pada kegiatan mendengar tidak ada unsur kesengajaan apalagi tujuan/rencana, pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan dan tujuan/rencana, tetapi belum ada unsur pemahaman/perhatian, sedangkan pada kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, tujuan/rencana, dan juga pemahaman.
Menyimak didefinisikan oleh Tarigan (1987:28) sebagai suatu proses, yaitu mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menagkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak adalah suatu proses yang bersifat reseptif (mau)-aktif. Menyimak merupakan proses yang komplek yang membutuhkan konsentrasi penuh, kemampuan linguistik, cara menyimak yang efektif, serta kesiapan mental dan fisik yang sempurna.
Proses menyimak meliputi tahap mendengarkan, tahap memahami, tahap menilai, dan tahap merespon. Keempat tahap tersebut tidak bisa ditukar urutannya.
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan keterampilan menyimak yang selau digunakan dalam kegiatan komunikasi. Tanpa keterampilan ini, komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik.
Selain berperan dalam komunikasi sehari-hari, menyimak juga sangat diperlukan di dalam pembelajaran. Seorang pelajar yang memiliki daya simak yang rendah akan mendapat kesulitan dalam menangkap pelajaran yang dijelaskan oleh guru dan juga akan mengalami kesulitan dalam diskusi yang dilakukan di kelas.

Tidak ada komentar: